Berita  

PLN “Sakit” di Ibu Kota NTT: Usaha Lumpuh Akibat Pemadaman Berkepanjangan

Kupang, detakpasifik.com- Krisis listrik kembali melanda Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dalam dua pekan terakhir, warga Ibu Kota provinsi itu harus rela hidup tanpa listrik hingga berjam-jam setiap harinya. Pemadaman listrik yang kian sering terjadi membuat masyarakat geram dan menyebut PLN tengah “sakit parah”.

Hampir setiap hari, aliran listrik padam selama 5 hingga 6 jam, dan dalam sepekan, kondisi ini bisa terjadi dua hingga tiga kali. Tak sedikit warga yang terpaksa menghentikan aktivitas ekonomi karena listrik menjadi kebutuhan utama dalam menjalankan usaha mereka.

Seperti yang terjadi pada Senin, 3 November 2025, sejumlah kawasan di Kota Kupang kembali mengalami pemadaman. Di wilayah Oebobo, listrik padam sejak pukul 07.00 pagi dan hingga pukul 13.00 siang belum juga menyala.

Celsi, pemilik salon kecantikan di Kelurahan Liliba, Oebobo mengaku kecewa berat. Ia mengaku pemadaman listrik sangat menghambat usahanya.

“Dengan adanya pemadaman listrik ini tentu sangat menghambat sekali. Karena utama dari usaha salon ini adalah listrik,” ujarnya.

Celsi menyebutkan bahwa pendapatan hariannya biasa mencapai Rp300.000,00 hingga Rp500.000,00. Namun, karena listrik padam sejak pagi, pendapatannya terancam hilang.

Lista Maria, pemilik salon kecantikan lain di kawasan tersebut, juga mengaku kecewa berat. Ia terpaksa menolak pelanggan yang sudah membuat janji sejak pagi.

READ  Mengapa Rakyat NTT Peduli?Refleksi Demokrasi dari Polemik Tunjangan DPRD

“Iya pak, saya harus membatalkan pelanggan yang datang. Ini sudah sering terjadi. Jumat kemarin juga listrik padam, sekarang terulang lagi,” keluh Lista dengan nada kecewa.

Lista khawatir kehilangan pelanggan tetap karena pelayanan salonnya terganggu akibat pemadaman yang terus berulang.

Keluhan yang sama datang dari Erwin, pengusaha Pangkas Rambut (Barbershop) Kenaan yang juga berlokasi di Liliba, Kota Kupang.

“Hari ini sudah hampir 10-an orang pengunjung yang kami tolak, alasannya bahwa listrik padam,” kata Erwin.

Babershop Kanaan

Erwin bercerita, barbershop milikinya dapat melayani 50 hingga 60 kepala per hari, dengan total pendapatan harian mencapai Rp300.000,00 hingga Rp400.000,00.

“Namun karena hari ini listrik cukup lama padam, maka hari ini kami sangat rugi,” keluhnya.

Fandi Pangur, memiliki usaha pangkas rambut sederhana di Oebobo. Fandi berujar, pelanggan yang datang memilih pergi setelah mengetahui tidak ada listrik.

“Itu sudah kaka, beta dari pagi belum dapat pelanggan. Dong datang lalu pulang kembali,” ujar Fandi dengan nada lesu.

Fandi berharap pemerintah dan PLN segera mencari solusi.

READ  Mahasiswa di Kupang Refleksi Sumpah Pemuda: Kawal Isu Lingkungan dan Peran Gen Z dalam Kearifan Lokal

“Kami ini hidup dari usaha kecil. Kalau listrik sering mati begini, kami tidak bisa kerja. Pemerintah harus lihat ini serius,” pintanya.

Masalah serupa juga dialami Kris Jiu, pemilik kios di sekitar Kampus Farmasi Kupang. Ia mengeluhkan dagangannya yang membutuhkan pendingin, seperti minuman dan es krim, menjadi rusak akibat padamnya listrik.

“Ketong yang jualan kios ini kan pakai freezer. Kalau listrik mati lama, semua barang cair. Jadi kami rugi besar,” ujarnya.

Lebih miris lagi, Kris menyebut pemadaman justru membuat tagihan listrik membengkak.

“Kalau listrik mati lama, alat pendingin jadi panas. Begitu listrik hidup lagi, arusnya tersedot besar dan tagihan jadi naik. Jadi rugi dua kali kami ini,” katanya kesal.

Desakan DPRD

Menanggapi keluhan masyarakat, Anggota Komisi IV DPRD NTT, Marselus Anggur Ngganggus, meminta PLN NTT segera memperbaiki sistem kelistrikan di Kupang. Menurutnya, alasan perbaikan sistem sudah tidak bisa lagi dijadikan tameng.

“Pemadaman ini bukan hal baru. Sudah sering terjadi, dan selalu dengan alasan yang sama. Pelayanan PLN sangat buruk dan masyarakat sudah sangat dirugikan,” tegas anggota Fraksi PKB yang akrab disapa Celly Ngganggus itu.

READ  Uang, Politik, dan Korupsi: Cinta Segitiga yang Tak Pernah Putus

Ia mendesak PLN untuk transparan terkait penyebab utama gangguan listrik, sekaligus menyusun langkah cepat agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Menurut Celly, pemadaman listrik yang sering terjadi ini juga mengganggu terobosan pemerintah yang terus mendorong UMKM agar menjadi salah satu tulang punggung perekonomian masyarakat.

“Pada satu sisi pemerintah terus mendorong agar UMKM kita dapat bangkit. Tetapi pemadaman listrik yang sering terjadi ini akan menggangu kemajuan UMKM yang menggantung usahanya pada pasokan listrik,” Ujar Celly.

Marselus Anggur Ngganggus

Celly berjanji akan mendorong pimpinan agar segera memanggil pihak PLN untuk menanyakan terkait pemadaman listrik yang terjadi.

“Saya akan mendorong pimpinan di DPRD untuk segera memanggil PLN,” tugasnya.

Upaya redaksi untuk mengkonfirmasi General Manager PLN Kupang belum membuahkan hasil. Pesan yang dikirim hingga berita ini diturunkan belum mendapatkan balasan.

Sementara itu, masyarakat Kota Kupang hanya bisa berharap agar “penyakit” PLN segera sembuh. Bagi warga, listrik bukan sekadar penerangan melainkan nadi utama kehidupan ekonomi mereka.

“Kalau listrik terus mati, usaha kami mati juga,” ujar Lista pelan, menatap ruang salonnya yang sepi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *