Melki Laka Lena: “Berkumpul dengan Anak Marga Adalah Kerinduan”

Oleh: Juan Pesau

Suasana aula Satpel BPVP Kupang di Jalan Tambrin pada Sabtu malam, 25 Oktober 2025 terasa berbeda. Riuh tepuk tangan dan sorak sorai menggema begitu Gubernur NTT, Melki Laka Lena memasuki ruangan. Puluhan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Kupang menyambut dengan wajah sumringah. Bagi mereka, kehadiran Gubernur NTT pada malam Dies Natalis PMKRI ke-62 terasa seperti kado terindah.

Melki datang mengenakan batik bermotif tenun Nagekeo yang dipadukan dengan celana jins hitam. Gaya yang sederhana, namun memancarkan wibawa dan kehangatan. Ia tiba sekitar pukul 21.30 WITA, setelah menjalani hari yang padat. Sejak pagi ia baru saja kembali dari Flores dan menghadiri beberapa acara di Kota Kupang. Namun lelah itu tak terlihat. Matanya berbinar, seolah sedang bertemu kembali dengan masa lalunya.

READ  Sebuah Keteladanan dari Joao: Mundur dengan Kepala Tegak

“Berkumpul dengan anak marga seperti ini selalu menjadi kerinduan,” katanya sambil tersenyum.

Malam itu, Melki tak hanya hadir sebagai tamu kehormatan. Ia datang sebagai alumni yang rindu pulang ke rumah. Rumah perjuangan yang telah membentuknya menjadi pribadi seperti sekarang. Sebagai mantan Sekretaris Jenderal PMKRI Pusat dan alumni PMKRI Cabang Jogja, Melki mengenang masa-masa di mana idealisme muda begitu membara.

Dalam sesi bincang santai, ia berbagi kisah tentang perjalanan panjangnya di PMKRI dan gerakan mahasiswa lintas organisasi Cipayung. Melki bercerita bagaimana dulu ia dan kawan-kawan tak segan meneriakkan kritik terhadap para politisi busuk. Sebuah semangat yang menurutnya harus terus hidup di tubuh PMKRI.

READ  Gubernur NTT Akan Beri Kuliah Umum di Universitas Indonesia

“PMKRI jangan berpolitik praktis. Kalau pun ada sikap politik, itu adalah hak pribadi, bukan atas nama organisasi,” pesannya tegas.
“Tugas PMKRI adalah mempertajam kepekaan dan sikap kritis terhadap setiap persoalan bangsa.”

Ucapan itu disambut tepuk tangan meriah. Di antara hadirin tampak sejumlah alumni dan tokoh PMKRI diantaranya Johni Kaunang, Alo Min, Daniel Hurek, Anton Doni yang kini menjabat Bupati Flores Timur serta Viktor Manek dan Paskalis Angkur.

READ  Aku Terkenang Flores: Laksamana Tasoku Sato

Ruangan malam itu bukan sekadar tempat perayaan Dies Natalis. Itu menjadi ruang nostalgia, tempat nilai-nilai perjuangan lintas generasi bertemu kembali. Melki tak hanya mengenang, tapi juga menegaskan kembali semangat yang telah lama hidup dalam tubuh PMKRI: kritis, berani, dan setia pada kebenaran.

Dan ketika malam semakin larut, suasana tak juga surut. Tawa, tepuk tangan, dan percakapan hangat terus berbaur, seakan semua yang hadir tak ingin momen itu berakhir.

Karena bagi Melki Laka Lena, berkumpul dengan anak marga bukan sekadar reuni melainkan perjumpaan dengan akar yang membentuknya menjadi dirinya hari ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *