Membaca, Tingkatkan Kualitas Pendidikan?

Oleh: Auliya Safira Putri (Mahasiswa BK-FKIP UKSW)

Menurut Farida Rahim (2005), dengan membaca, seseorang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Daya nalarnya pun semakin berkembang dan berpandangan luas.

Orang yang gemar membaca cenderung lebih pintar dalam memilah-milah mana hal yang bermanfaat bagi masyarakat daripada untuk kelompok atau dirinya sendiri. Mereka akan lebih mementingkan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi. Selanjutnya, menurut Gray dan Rogers, ketika seseorang menyukai suatu hal, dengan banyak membaca tentang apa yang ia senangi, maka akan timbul motivasi untuk mengembangkan bakatnya. Bakat yang diasah melalui membaca akan menghasilkan prestasi.

Membaca adalah salah satu keterampilan penting bagi seseorang. Dengan membaca, keterampilan berbahasa akan meningkat. Seseorang yang menggunakan bahasa dengan baik akan mampu berkomunikasi secara efektif. Terlebih jika seseorang senang membaca, maka kemampuan berbahasanya juga akan semakin baik.

Apalagi jika seseorang menggunakan bahasa dan perasaan yang jernih saat berkomunikasi, maka akan tercipta komunikasi yang jelas dan bermakna antara satu orang dengan yang lainnya.

Budaya membaca adalah kebiasaan yang seharusnya menjadi kebutuhan bagi masyarakat, layaknya sandang, pangan, dan papan. Membaca menjadi kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua orang, baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia dari seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Di negara maju, membaca sudah menjadi kebiasaan sehari-hari masyarakatnya. Di negara-negara tersebut, membaca dianggap sebagai sarana untuk memperoleh informasi secara mendalam. Lalu, bagaimana dengan budaya membaca di Indonesia? Apakah negara berkembang seperti Indonesia sudah mulai menganggap membaca sebagai kebutuhan?

READ  Guru Bahasa Indonesia Kok Guru BK-Ku?

Sayangnya, banyak penelitian menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah dan memprihatinkan.

Berbagai survei menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia lebih banyak menonton televisi, mendengarkan radio, bermain gim, menggunakan ponsel, dan mengakses media sosial daripada membaca buku. Aktivitas-aktivitas seperti itu menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-124 dari 187 negara dalam penilaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Berdasarkan data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi IEA (International Association for the Evaluation of Educational Achievement), untuk kawasan Asia Timur, Indonesia menempati posisi terendah dengan skor 51,7—di bawah Filipina yang memperoleh skor 52,6 (Kompasiana.com, 5/04/13).

Rendahnya minat baca ini juga berkontribusi pada rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia semakin menurun karena kurang memahami manfaat membaca.

Dalam dunia pendidikan Indonesia, guru lebih banyak menerapkan metode pembelajaran yang pasif. Peserta didik hanya mendengarkan guru saat proses belajar-mengajar berlangsung, ketimbang aktif membaca atau mencari informasi sendiri.

Untuk mengatasi pembelajaran pasif ini, guru harus bekerja keras dalam mendidik. Selama kegiatan pendidikan berlangsung, guru tidak hanya bertanggung jawab mengajar, tetapi juga ikut menumbuhkan minat baca dalam kegiatan belajar-mengajar. Kreativitas siswa akan berkembang seiring waktu melalui peran guru yang aktif.

READ  Seberapa Pentingkah Guru BK di Sekolah

Selain itu, sekolah dan tenaga pendidik harus mengajarkan anak-anak untuk berpikir kritis melalui budaya membaca. Membaca dapat menambah pengetahuan, memperkuat daya ingat, meningkatkan kecerdasan intelektual, memperhalus tutur kata, serta mendorong pengembangan diri dan prestasi.

Membaca juga memiliki manfaat dalam bidang kesehatan, antara lain:

  • Melatih otak
  • Meringankan stres
  • Menurunkan risiko penyakit Alzheimer
  • Meningkatkan konsentrasi
    (Sumber: Health.detik.com)

Melatih otak adalah salah satu manfaat membaca yang signifikan. Membaca secara rutin membuat otak berfungsi lebih optimal. Saat membaca, otak dituntut untuk berpikir, yang pada akhirnya menjadikannya lebih cerdas. Namun, untuk mencapai hal ini, membaca harus dilakukan secara rutin dan konsisten, bukan hanya sesekali.

Orang yang suka membaca juga memiliki tingkat konsentrasi dan fokus yang lebih tinggi. Semakin sering seseorang membaca, konsentrasinya akan semakin meningkat, dan otaknya menjadi lebih fokus.

Membaca juga dapat menurunkan risiko penyakit Alzheimer atau kehilangan memori. Ketika seseorang membaca, otaknya dirangsang secara teratur sehingga dapat mencegah gangguan degeneratif. Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Para peneliti menyebutkan bahwa membaca dapat merangsang sel-sel otak untuk terus aktif.

Berdasarkan berbagai manfaat membaca yang telah dijelaskan, jika masyarakat Indonesia ingin menjadi masyarakat yang cerdas, maka setiap individu harus menumbuhkan minat membaca dalam dirinya. Hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia akan mampu bersaing di kancah internasional.

READ  Peranan Teknologi Iniformasi & Komunikasi Dalam Pendidikan

Untuk meningkatkan minat membaca, perlu dilakukan berbagai upaya, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa contohnya adalah:

  • Memotivasi masyarakat dan anak-anak agar tertarik pada kegiatan membaca
  • Membangun sarana dan prasarana seperti perpustakaan di desa maupun sekolah
  • Menyediakan buku-buku murah, atau mengadakan pameran buku secara rutin

Minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah, khususnya di kawasan Asia Timur (dengan skor 51,7 di bawah Filipina yang memiliki skor 52,6), dapat ditingkatkan melalui berbagai upaya tersebut. Terutama di kalangan pelajar dan generasi muda, yang merupakan penerus bangsa. Generasi muda harus mampu membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mewujudkan impian Indonesia.

Kepada generasi muda yang sudah menyadari pentingnya membaca, hendaknya ikut serta dalam menumbuhkan minat baca di kalangan yang belum menyadarinya. Dengan meningkatnya minat baca, mutu pendidikan Indonesia juga akan meningkat.

Mari kita, sebagai generasi penerus bangsa, memulai Gerakan Indonesia Membaca. Jadikan Indonesia sebagai bangsa yang cerdas dan mampu bersaing dengan negara-negara maju di dunia. Mari kita bersama-sama membebaskan Indonesia dari “buta huruf”.

Sebagai generasi muda, kita harus terus mendorong budaya membaca di Indonesia. Sebab, semakin rendah minat baca, semakin rendah pula mutu pendidikan. Sebaliknya, semakin tinggi minat baca, semakin tinggi pula mutu pendidikan Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *