Oleh: Marselus Natar (rohaniawan Katolik pada Kongregasi Frater-Frater Bunda Hati Kudus, penulis buku kumpulan cerpen dengan judul Usaha Membunuh Tuhan)
Ada tempat di belahan utara Pulau Timor yang membuat waktu seolah melambat, tempat di mana embun menempel di ujung dedaunan seperti doa yang belum sempat terucap. Tempat itu bernama Neopesu, sebuah kampung kecil di Kecamatan Eban, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) –kampung yang menyimpan keindahan yang tidak hanya terlihat, tetapi juga terasa hingga ke lubuk hati.
Udara di Neopesu berbeda. Ia sejuk, segar, dan bersih –menyentuh kulit dengan kelembutan yang sulit dilukiskan. Saat pagi tiba, kabut tipis menyelimuti perbukitan, menutupi pepohonan dan rumah-rumah dengan balutan putih yang menenangkan. Alam di sini seperti sedang berdoa dalam diam. Angin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan muda yang baru tersentuh matahari.
Namun keindahan Neopesu bukan hanya pada alamnya. Ia hidup dalam senyum tulus penduduknya –wajah-wajah ramah yang menyapa dengan hangat, bahkan pada mereka yang baru datang. Ada ketenangan dalam tatapan mata mereka, ketenangan yang lahir dari kehidupan yang menyatu dengan bumi. Mereka hidup sederhana, tapi kaya akan rasa syukur; hidup bersahaja, tapi penuh dengan nilai-nilai kebersamaan dan cinta kasih yang tulus.
Syukuran Perak Imamat: Nada yang Menyatukan
Rabu (15 Oktober 2025) merupakan hari yang istimewa bagi masyarakat Neopesu. Saya dan beberapa teman berkesempatan menghadiri acara syukuran perak imamat –dua puluh lima tahun hidup membiara– Pater Adrianus Naben, SVD. Acara itu bukan sekadar sebuah perayaan religius, tetapi juga sebuah perjumpaan batin antara iman, budaya, dan rasa syukur.
Dari kejauhan, sebelum Pater tiba, udara yang hening mulai diisi oleh alunan musik seruling bambu. Nada-nadanya lembut, menembus kabut dan berbaur dengan desir angin pagi. Musik itu bukan hanya hiburan; ia adalah sambutan jiwa, cara masyarakat Neopesu menyampaikan cinta dan penghormatan dengan cara yang paling indah yang mereka tahu.

Yang membuatnya semakin mengharukan, para pemain musik itu adalah mayoritas anak-anak SDK Neopesu dan beberapa lainnya adalah anak-anak SMP, yang diasuh, dibimbing dan dilatih oleh bapak Petrus Tefa –sosok yang dengan sabar menanamkan cinta terhadap budaya dan tradisi kepada generasi muda. Di tangan kecil mereka, seruling bambu berubah menjadi alat yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, mengikat kenangan leluhur dengan semangat anak-anak yang baru belajar mengenal dunia.
Alunan itu terasa seperti doa tanpa kata –jernih, lembut, dan sarat makna. Ia mengiringi langkah Pater Adrianus Naben memasuki kampung halamannya, tepukan tangan bahagia yang tak bisa disembunyikan. Saat itu, rasanya seluruh Neopesu berdetak dalam satu irama: irama syukur dan kasih yang sederhana namun mendalam.
Seruling Bambu: Napas Budaya yang Tak Lekang Waktu
Seruling bambu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas masyarakat Neopesu. Ia bukan sekadar alat musik, tetapi simbol kedamaian dan keterhubungan manusia dengan alam. Dalam setiap nada yang keluar dari rongga bambu itu, ada napas gunung, desir angin, dan gema langkah para leluhur.
Bapak Petrus Tefa memahami hal ini dengan baik. Ia tidak hanya mengajarkan anak-anak memainkan seruling, tetapi juga mengajarkan mereka untuk mendengarkan –mendengarkan alam, mendengarkan hati sendiri, dan mendengarkan kisah yang mengalir di antara nada-nada bambu itu. Di tengah gempuran zaman modern, di mana anak-anak mudah terpesona oleh dunia digital, usaha Bapak Petrus adalah bentuk perlawanan yang lembut namun bermakna: menjaga warisan agar tidak pudar, menanamkan akar budaya agar tidak tercerabut.
Gunung Mutis: Simbol Keteguhan dan Cinta Alam
Menjulang di kejauhan, Gunung Mutis berdiri gagah seolah mengawasi segalanya. Gunung itu adalah sumber kehidupan bagi masyarakat Neopesu dan sekitarnya. Dari lereng-lerengnya mengalir air jernih yang memberi napas bagi ladang, ternak, dan manusia. Tetapi bagi mereka, Mutis bukan sekadar gunung. Ia adalah penjaga, sahabat, dan bagian dari jiwa mereka sendiri.
Maka ketika muncul rencana menjadikan Mutis sebagai taman nasional, masyarakat Neopesu dengan penuh kesadaran menyatakan keberatan serentak penolakan. Bukan karena mereka menolak perubahan, melainkan karena mereka memahami keseimbangan yang halus antara manusia dan alam di tanah mereka. Mereka tahu, alam bukan untuk dimiliki atau dikurung dalam status hukum, melainkan untuk dihormati dan dijaga kelestariannya.
Kegigihan mereka mempertahankan Gunung Mutis adalah bentuk cinta yang paling tulus –cinta yang tidak banyak bicara, tapi nyata dalam tindakan. Dalam diam, mereka menjaga akar yang memberi kehidupan bagi banyak generasi. Dalam kesederhanaan, mereka menunjukkan kepada dunia bahwa pelestarian alam sejati lahir dari rasa memiliki yang dalam, bukan dari kebijakan yang datang dari luar.
Makna dari Sebuah Perjalanan
Perjalanan ke Neopesu adalah perjalanan yang sulit dilupakan. Ia bukan hanya tentang tempat, tetapi tentang perasaan yang ditinggalkan setelahnya. Tentang udara yang menyejukkan pikiran, tentang musik bambu yang menenangkan hati, tentang wajah-wajah penuh keramahan, dan tentang keteguhan masyarakat yang menjaga warisan alam dan budaya mereka dengan cinta.
Ketika saya meninggalkan kampung itu, ada rasa haru yang sulit dijelaskan. Seolah-olah saya meninggalkan sepotong kedamaian yang selama ini saya cari. Neopesu mengajarkan saya satu hal penting: bahwa kemajuan tidak selalu berarti meninggalkan akar, dan bahwa kebahagiaan sejati sering kali tumbuh dari kesederhanaan –dari tanah yang subur oleh kasih, dari udara yang bersih oleh doa, dan dari hati yang masih tahu cara bersyukur.
Di tengah dunia yang terus berubah, Neopesu berdiri sebagai pengingat bahwa keindahan dan kemanusiaan bisa tumbuh dari hal-hal kecil –dari bambu yang ditiup angin, dari anak-anak yang bermain musik dengan polos, dan dari masyarakat yang dengan setia menjaga gunung mereka.
Neopesu bukan hanya tempat yang indah; ia adalah sebuah pelajaran hidup. Tentang keseimbangan, ketulusan, dan cinta yang tak lekang oleh waktu.











