Kupang, detakpasifik.com- Perusahaan teknologi keuangan peer-to-peer lending Amartha memperluas jangkauannya ke Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan menggelar kegiatan media gathering di Aula Flores, Hotel Harper, Rabu (29/10/2025). Acara tersebut dihadiri perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTT, Philip Bere, serta perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan NTT.
Amartha, yang dikenal fokus pada pemberdayaan perempuan pelaku usaha mikro di pedesaan, telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp 35 triliun kepada lebih dari 3,3 juta UMKM perempuan di seluruh Indonesia sejak berdiri pada 2010.
Vice President of Public Relations Amartha, Harumi Supit, menjelaskan sejak awal berdiri, Amartha hadir untuk membantu perempuan pengusaha kecil di pelosok negeri mendapatkan akses permodalan yang setara.
“Amartha lahir dari niat membantu ibu-ibu pengusaha kecil di pedesaan. Saat ini kami telah melayani lebih dari 3,3 juta pelaku usaha perempuan di Indonesia dengan total pendanaan Rp 35 triliun. Menariknya, sebagian besar investor kami juga perempuan,” ungkap Harumi.
Di Provinsi NTT, Amartha telah menjangkau sekitar 130 ribu pelaku UMKM, dengan 40 ribu di antaranya telah menggunakan layanan digital Amartha. Operasional di wilayah ini didukung 730 pendamping lapangan yang tersebar di berbagai kabupaten.
Harumi juga menekankan pentingnya peran pendamping dalam memperkenalkan literasi keuangan digital kepada masyarakat.
“Banyak dari mitra kami belum memiliki rekening bank atau belum terbiasa menggunakan aplikasi digital. Pendamping kami turun langsung ke rumah-rumah, berbicara dengan bahasa yang akrab, dan perlahan mengajarkan cara menabung, mengatur PIN, hingga menggunakan aplikasi. Pendekatannya harus manusiawi, karena kita tidak hanya bicara angka, tapi juga perubahan budaya,” jelasnya.
Sementara itu, Head of Micro Business Amartha, Wandha Anggarayudha, menuturkan bahwa kehadiran Amartha di NTT tidak hanya membuka akses pembiayaan bagi UMKM, tetapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat lokal.
Total 730 karyawan kami di wilay NTT. Mereka tersebar di Sumba, Flores, Lembata, Alor, dan Timor. Kami bangga karena anak-anak muda NTT bisa berkembang bersama Amartha,” ujarnya.
Wandha menambahkan, sebagian besar pelaku UMKM yang bergabung memulai usaha dengan pinjaman kecil sekitar Rp 5 juta dan meningkat seiring dengan perkembangan usaha mereka. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal peningkatan keterampilan dan perluasan akses pasar.
Amartha pertama kali hadir di wilayah Bali-Nusra pada tahun 2023, dan kini terus memperkuat langkahnya di kawasan timur Indonesia. Selama 15 tahun perjalanan, perusahaan ini telah membuktikan bahwa teknologi dapat menjadi solusi kunci untuk memperluas inklusi keuangan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah.
Dengan pendekatan berbasis komunitas dan teknologi finansial, Amartha berkomitmen untuk terus mendukung perempuan Indonesia agar lebih berdaya, mandiri, dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.* (JP)











