Kupang, detakpasifik.com- Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menilai kerja sama antara Bank Jatim dan Bank NTT melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB) sebagai langkah strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah sekaligus memperluas jaringan antarbank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia.
Penegasan tersebut disampaikan Khofifah dalam kegiatan Misi Dagang dan Investasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) yang digelar di Aston Kupang Hotel & Convention Center, Kamis (6/11/2025).
Menurut Khofifah, kerja sama kelembagaan ini telah melalui seluruh prosedur dan ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Ia menekankan bahwa langkah tersebut bukan merupakan penggabungan atau merger bank, melainkan bentuk sinergi strategis yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing antarbank daerah.
“Regulasi dari OJK itu tidak sederhana. Setelah semua persyaratan terpenuhi, barulah penandatanganan KUB bisa dilakukan. Ini bukan merger, bukan subkoordinasi, tetapi sinergi dalam bentuk kelompok usaha bank,” ujar Khofifah.
Ia menambahkan, kerja sama Bank Jatim dengan Bank NTT menjadi kelanjutan dari upaya sebelumnya. Sebelumnya, Bank Jatim telah menjalin kemitraan serupa dengan Bank Lampung dan Bank NTB, serta sedang mempersiapkan kerja sama dengan Bank Sultra dan Bank Banten dalam waktu dekat.
“Semua dilakukan sesuai regulasi dan panduan dari OJK. Dengan cara ini, kita ingin memperkuat fondasi ekonomi antar daerah melalui jejaring lembaga keuangan yang sehat dan kompetitif,” imbuhnya.
Khofifah menjelaskan, penguatan kerja sama antarbank daerah melalui KUB merupakan bagian dari strategi besar Pemprov Jawa Timur dalam membangun ekosistem ekonomi regional yang terintegrasi. Melalui kolaborasi tersebut, diharapkan kapasitas pembiayaan pembangunan meningkat dan pemerataan ekonomi di berbagai daerah bisa lebih cepat tercapai.
Pada kesempatan yang sama, Khofifah juga mengumumkan capaian membanggakan dari gelaran Misi Dagang dan Investasi Jatim–NTT kali ini. Nilai transaksi yang tercatat menembus Rp1,8 triliun, menjadi yang tertinggi sepanjang pelaksanaan 46 kali misi dagang yang telah digelar Pemprov Jatim di berbagai provinsi di Indonesia.
“Potensi ekonomi antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur sangat besar. Kuncinya ada pada kemauan untuk saling mengenal dan menggali produk unggulan di masing-masing daerah. Jika itu dilakukan secara berkelanjutan, penguatan ekonomi, perdagangan, dan industri kreatif akan tumbuh di semua lini,” tutur Khofifah optimistis.
Ia menutup sambutannya dengan pesan kolaboratif bahwa kegiatan misi dagang ini bukan sekadar ajang transaksi, tetapi wadah untuk mempererat kerja sama dan membangun kemajuan bersama.
“Misi dagang ini diniatkan agar kita berkembang bersama, maju bersama, dan makmur bersama,” pungkasnya.











