Berita  

Mahasiswa di Kupang Refleksi Sumpah Pemuda: Kawal Isu Lingkungan dan Peran Gen Z dalam Kearifan Lokal

Kupang, detakpasifik.com- Komunitas mahasiswa Rumah Eina menggelar diskusi publik di Kupang, Kabupaten Kupang, yang menjadi wadah refleksi Pemuda menyambut Hari Sumpah Pemuda ke-97. Mengusung tema “Menggapai Impian serta Peran Gen Z dalam Mengintegrasikan Lingkungan Hidup dan Kearifan Lokal,” acara ini diselenggarakan di Mozza Cafe, Penfui, pada Senin (27/10/2025).

Diskusi ini diselenggarakan sebagai respons atas isu-isu krusial yang terus menghangat di Nusa Tenggara Timur (NTT), seperti persoalan lingkungan hidup dan hak-hak masyarakat adat. Selain memperingati Sumpah Pemuda, kegiatan ini juga menandai Dies Natalis kedua Komunitas Rumah Eina.

Pemantik diskusi, Anansia Siena, S.Si., Gr., alumni Kimia Murni Undana Kupang, mengajak anak muda untuk memulai perubahan dari diri sendiri. “Sebelum kita menolong orang lain, baiknya kita menolong diri kita sendiri. Lakukan langkah-langkah kecil untuk menggapai mimpi,” ujarnya. Ia menyambut antusiasme gerakan anak muda yang peka terhadap situasi sosial.

READ  Gubernur NTT Akan Beri Kuliah Umum di Universitas Indonesia

Menurut Anensia, diskusi yang diinisiasi oleh Rumah Eina ini menjadi salah satu proses bagi generasi muda untuk menemukan visi, misi, dan tujuan hidup.

Kolaborasi Kunci Hadapi Isu Lingkungan
Viska, mahasiswa Hukum Undana, menyoroti dampak perubahan iklim terhadap musim dan lingkungan geotermal. Ia menekankan bahwa forum diskusi dapat meningkatkan kesadaran anak muda dalam mengupas isu lingkungan.

“Ayo mari berkolaborasi untuk bersama-sama peka, melihat situasi lingkungan dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan terjaga, dimulai dari diri kita sendiri, komunitas, dan menggapai harapan bersama,” tegas Viska. Ia juga mengajak pemuda untuk mengawal kebijakan elite yang sangat berdampak pada masyarakat akar rumput.

READ  Mahasiswa Manggarai Galang Dana untuk Pasien Tumor Payudara

Senada, pemateri ketiga, Enji Juna, mahasiswa Hukum, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk beradvokasi dan berkolaborasi dalam menanggapi serius persoalan yang terjadi di akar rumput.
Enji juga menyampaikan terima kasih kepada panitia Rumah Eina dan Moza Cafe yang telah membuka ruang diskusi. Ia menegaskan, acara ini menciptakan ruang dialog yang konstruktif dan menjadi wahana refleksi terkait keterlibatan pemuda dalam melihat situasi di masyarakat.

“Konteks masalah hari ini sangat krusial dan sangat dibutuhkan fungsi kontrol kita sebagai kaum intelektual dan aktivis,” ujarnya.

Ia mencontohkan berbagai kasus di NTT yang berkaitan dengan masyarakat adat, seperti kasus Besipae, dan penguasaan keindahan alam oleh elite dan investor, seperti yang terjadi di Labuan Bajo.

Relevansi Tema Nasional

Frans Tio Keban, pemilik Moza Cafe sekaligus penggiat diskusi mahasiswa, menyampaikan bahwa kegiatan ini relevan dengan tema nasional Sumpah Pemuda tahun ini, yakni “Pemuda Pemudi Bergerak, Indonesia Bersatu.”

READ  Menjaga Kedaulatan Desa Pesisir Dari Kapitalisme Negara

“Pesan khusus dari tema ini mengajak semua elemen bangsa untuk berkolaborasi,” kata Frans Tio Keban.

Menurutnya, kolaborasi lintas organisasi maupun komunitas menjadi salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. Berbagai realita dan persoalan di daerah maupun yang sedang dihadapi bangsa, seperti isu lingkungan hidup dan eksploitasi SDA, membutuhkan kolaborasi lintas elemen untuk mengatasinya demi masa depan bangsa.

“Pemuda-pemudi menjadi motor penggerak untuk perubahan yang lebih baik dan kemajuan peradaban bangsa,” tutupnya. Komunitas Rumah Eina, yang berulang tahun ke-2, diharapkan terus berkarya, berkolaborasi, dan mencintai kearifan lokal. (Arsen Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *