Berita  

Sampah Jadi Tiket Baca, Rumah Literasi di Kupang Tanamkan Karakter Anak Desa

Kupang, detakpasifik.com- Semangat Sumpah Pemuda yang mengakar pada persatuan dan nasionalisme diwariskan dalam wujud nyata di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Rumah Literasi Cakrawala NTT di Desa Noelbaki menginisiasi gerakan unik “Sampahmu Tiket Baca”, sebuah konsep yang memungkinkan anak-anak desa mengakses ratusan buku hanya dengan menukarkan botol plastik atau sampah anorganik. Inisiatif ini dinilai efektif menumbuhkan minat baca sekaligus mengajarkan kepedulian lingkungan sejak usia dini.

Direktur Rumah Literasi Cakrawala NTT, Gusty Rikarno, menjelaskan bahwa metode ini adalah cara sederhana namun berdampak ganda. “Satu anak cukup membawa satu botol bekas. Itu tiket mereka untuk membaca. Dari sini, mereka belajar peduli kebersihan dan sekaligus mengurangi sampah di sekitar sawah dan laut,” ujar Gusty Rikarno, Sabtu (25/10).

READ  Mahasiswa di Kupang Refleksi Sumpah Pemuda: Kawal Isu Lingkungan dan Peran Gen Z dalam Kearifan Lokal

Rumah Literasi yang dikelola Yayasan Media Cakrawala NTT ini kini memiliki lebih dari 1.500 judul buku dan didukung oleh 12 relawan, termasuk ibu-ibu sekitar, mahasiswa Universitas Nusa Cendana, dan anggota Komunitas Belajar Mengajar (KBM) Muhammadiyah Kupang. Mereka secara rutin mendampingi anak-anak setiap akhir pekan untuk tidak hanya belajar literasi, tetapi juga mengembangkan bakat dalam seni dan olahraga.

READ  Indonesia Dalam Pusaran Konstelasi Ekonomi Politik Global

Panggung Kreasi Wujud Nyata Ekspresi Anak
Sebagai puncak kegiatan literasi, Rumah Literasi Cakrawala menggelar acara “Panggung Kreasi” pada Sabtu sore. Mengusung tema “Membaca Dunia, Menulis Masa Depan”, acara ini menjadi wadah bagi anak-anak untuk menunjukkan kemampuan ekspresi mereka melalui berbagai pertunjukan seni, seperti membaca puisi, menari, dan menyanyi.

Kemeriahan acara turut didukung oleh penampilan monolog dan musikalisasi puisi dari Komunitas Mendi Project.

Gusty Rikarno menuturkan bahwa kegiatan ini bertujuan membuktikan potensi besar anak-anak desa yang hanya membutuhkan ruang dan pendampingan yang konsisten.
Dukungan terhadap gerakan ini tampak dari kehadiran Pemerintah Desa Noelbaki, pihak Gereja GMIT, dan sejumlah tokoh masyarakat. Dukungan lintas latar belakang ini menunjukkan adanya penyatuan masyarakat demi tujuan bersama: mencerdaskan kehidupan anak-anak di desa.
Acara ditutup dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Rumah Literasi Cakrawala NTT, Komunitas Mendi Project, dan KBM Muhammadiyah Kupang. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat program literasi dan pendampingan anak secara berkelanjutan di bidang seni maupun pendidikan karakter.

READ  Gubernur NTT Akan Beri Kuliah Umum di Universitas Indonesia

“Melihat penampilan mereka hari ini, kami yakin mereka mampu bersaing dengan teman-teman di kota,” tutup Gusty optimistis. (Arsen Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *