Kupang, detakpasifik.com– Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Nusa Tenggara Timur (NTT) bersiap menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) sebagai bagian dari penguatan internal partai menjelang tahun-tahun krusial menuju Pemilu 2029. Agenda dua hari yang akan berlangsung di Hotel Kristal, Kupang, pada 4–5 Oktober ini dirancang sebagai ruang evaluasi, konsolidasi, dan penajaman strategi politik daerah dalam kerangka nasional.
Rakerda kali ini merupakan edisi ketiga sejak Leonardus Lelo menjabat sebagai Ketua DPD Demokrat NTT. Di bawah komando Leo Lelo, konsolidasi partai di tingkat provinsi memasuki fase yang lebih serius, menyasar pembenahan struktur, pembaruan kaderisasi, hingga sinkronisasi program dengan arah kebijakan Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
“Forum ini akan dihadiri oleh seluruh pimpinan DPC dari 22 kabupaten/kota, serta perwakilan DPP yang terdiri dari delapan orang, termasuk Sekretaris Jenderal dan Wakil Ketua Umum Beni K. Harman,” ujar Paskalis Angkur, Ketua Steering Committee Rakerda sekaligus Wakil Ketua DPD Demokrat NTT, saat memberikan keterangan di Sekretariat DPD, Jumat (3/10/2025).
Membenahi Struktur, Memperkuat Basis
Paskalis menegaskan, Rakerda bukan hanya wadah refleksi atas capaian program kerja sebelumnya, tetapi juga sebagai peta jalan baru menuju 2027. Salah satu fokus utama adalah akselerasi pembentukan struktur partai hingga tingkat paling bawah.
“Pembentukan pengurus di tingkat ranting dan anak ranting harus tuntas di awal 2027. Ini target mutlak,” tegasnya.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Dalam dinamika politik lokal yang kian kompetitif, keberadaan struktur yang solid hingga akar rumput menjadi penentu daya saing partai dalam menghadapi pemilihan legislatif dan eksekutif di masa mendatang.
Tak hanya memperkuat barisan internal, Demokrat NTT juga menempatkan Rakerda sebagai sarana harmonisasi antara program partai tingkat daerah dengan arah kebijakan nasional. Ini termasuk sinergi dengan program pemerintah provinsi, khususnya mendukung gerakan “Ayo Bangun NTT”.
“Seluruh jajaran partai, dari DPD hingga kader di tingkat bawah, kami instruksikan untuk aktif mendukung program-program pembangunan yang pro rakyat,” ucap Paskalis.
Dalam konteks ini, Demokrat NTT ingin menampilkan dirinya bukan sekadar kekuatan oposisi, tetapi juga mitra kritis yang konstruktif terhadap kebijakan pemerintah daerah.
Paskalis menegaskan, rakerda juga menaruh perhatian besar pada regenerasi kepemimpinan. Pendidikan politik untuk kader muda menjadi agenda strategis demi memastikan kesinambungan visi dan nilai-nilai perjuangan partai di masa mendatang.
Ketua Panitia Rakerda, Ignasius Hapu Karanjawa, menyampaikan bahwa seluruh hasil diskusi dan rekomendasi Rakerda akan disampaikan ke DPP sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan arah kebijakan nasional partai.
“Ini bentuk keseriusan Demokrat NTT dalam menjaga garis perjuangan partai dan menjawab tantangan politik yang semakin kompleks,” tuturnya.
Dengan waktu dua tahun tersisa menuju 2027, batas target pembentukan struktur dan empat tahun menuju Pemilu 2029, Demokrat NTT tampak tengah mempersiapkan mesin politiknya untuk bekerja lebih efektif. Dalam peta politik NTT yang kerap dinamis, konsolidasi internal menjadi keharusan, bukan pilihan.
Lewat Rakerda ini, Demokrat tidak hanya berkaca pada masa lalu, tetapi juga menyusun peta masa depan, siapa yang akan tampil, bagaimana mereka bekerja, dan seberapa relevan partai ini di mata publik NTT.*